-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tgk Saifuddin Mengajak Umat Menyirami Kehidupan Berbangsa dengan Akhlak Nabi SAW

Jumat, 05 September 2025 | September 05, 2025 WIB Last Updated 2025-09-05T07:03:23Z

 


Al-Rasyid.id --- Kehidupan kita sudah sangat terasa kering dari nilai nilai dan masalah berbangsa kita timbul berulang dan makin membesar. Kita seperti kehilangan arah dalam berjalan untuk menemukan solusi. Adakah ini merupakan pertanda bangsa ini sedang dibiarkan oleh Allah berjalan ke jurang kehancuran? Maka mari kita sadari dan mengevaluasi apa yang sudah kita lakukan. Kita bertaubat secara total. Mari kita kembali ke jalan Ilahi dan menyirami setiap tantangan yang kita hadapi dengan nilai akhlak mulia tuntunan Nabi SAW. 


Tgk Saifuddin A. Rasyid menyampaikan hal itu dalam khutbah jum’at di Mesjid Syuhada Lamgugop Banda Aceh, (jum’at 12 Rabi’ul Awal 1447/ 5 September 2025).


Akademisi UIN Ar-Raniry itu mengingatkan jamaah akan bahaya yang menghantui bangsa ini di masa depan bila jauh dari ajaran agama dan akhlak bangsa yang menyimpang dari tuntunan Rasulullah SAW.


“Situasi panas di cakrawala Indonesia yang kita hadapi pekan lalu, dan mungkin saja terulang, dalam bentuk demo tertib yang kemudian berubah anarkis adalah bentuk dari sudah terjadinya ketimpangan nilai di tengah tengah kita”, ujar Saifuddin.


Komponen bangsa sudah kurang saling percaya. Saling curiga dan tak menghargai sesama. Para pejabat yang arogan dengan jabatan yang didudukinya tak malu memperlihatkan sikap kasar dan tak santun pada rakyat. Berpesta pora dengan kekayaan dan kemewahan fasilitas di tengah kesengsaraan bangsa, dan mengeluarkan kata kata yang dapat menyulut kemarahan dan sebagainya itu, adalah bentuk kelemahan akhlak dan jauh dari nilai agama, demikian lanjut Saifuddin.


“Masyarakat yang kehilangan kesabaran dan kemudian terprovokasi tak sengaja melakukan tindakan merusak dan anarkis, kita percaya karena sudah tidak sanggup melihat perilaku arogansi beberapa oknum pejabat, mereka juga perlu beristighfar memohon ampun pada Allah. Karena tindakan merusak baik terhadap harta benda, lingkungan, terlebih dapat membahayakan manusia, itu tidak sejalan dengan akhlak yang dicontohkan Nabi SAW”.


Maka mari kita semua segenap komponen bangsa, baik masyarakat, rakyat, terlebih pejabat dan penguasa untuk duduk bersama dalam keadaan saling menghargai dan melihat kedepan untuk kemajuan generasi, himbau pegiat moderasi beragama itu.


Saifuddin yang juga Imam besar mesjid Fathun Qarib UIN Ar-Raniry Banda Aceh menggarisbawahi momentum saat umat Islam menyambut hari lahir junjungan mulia Muhammad SAW.


“Hari ini kita mulai memperingati maulid hari lahir junjungan kita Rasulullah SAW, 12 Rabi’ul Awal 1447 Hijriyah, adalah saat yang tepat kita kembali membuka lembaran kehidupan baginda Nabi untuk kita ambil ibrahnya dan kita terapkan dalam kehidupan kita berbangsa”, ucapnya.


Menurut Saifuddin momentum kelahiran baginda Nabi SAW intinya bukan pada seremoni atau kenduri yang kita gelar secara bersengaja untuk membesarkan hari lahir beliau ini. Tetapi yang lebih mendasar adalah pada upaya memahami, memberi makna, dan menerjemahkan secara operasional segenap contoh etape kehidupan beliau, baik di Makkah maupun di Madinah, untuk kita terapkan dalam kehidupan kita.


“Ya nilai akhlak yang dapat kita serap dari baginda Nabi SAW itu hendaknya implementatif bagi kehidupan kita, baik untuk solusi penyelesaian berbagai masalah yang kita hadapi maupun saat kita merancang masa depan yang lebih baik lebih produktif lebih akomodatif terhadap perbedaan. Baik menyangkut kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan berbangsa”, lanjutnya.


Ayah tiga putra putri yang juga Imumsyik Masjid Jamik Baitul Jannah Kemukiman Tungkop Aceh Besar ini tak lupa mengingatkan umat agar membangun sikap sportif dan akomodatif terhadap perbedaan dan mengambil langkah proaktif dalam berbuat kebaikan. 


“Jangan terpaku pada perilaku membesar besarkan perbedaan, baik perbedaan etnis dan suku, berbeda cara beribadah berdasarkan mazhab, dan berbagai perbedaan lainnya. Sejauh kita niatkan untuk kebaikan dalam tuntunan Allah dan RasulNya, berdasarkan Alquran dan Sunnah Nabi, untuk tujuan kebaikan yaitu ibadah dan mencapai ridha Allah swt, maka insyaallah yang kita lakukan itu terpantau oleh Allah dan mendapat imbalan kebaikan dariNya. 


“Yang penting ikhlas, lihat pada apa yang diri ini sudah lakukan dan jangan suka menilai orang lain. Biar Allah saja yang memberi nilai”, himbaunya.


Menutup khutbahnya Saifuddin menekankan jamaah untuk terus menerus meneladani Rasulullah SAW dalam berbagai aspek kehidupan, baik kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Demikian pula dalam kehidupan berbangsa, baik dalam politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan, (poleksosbud hankam) sesuai intisari ayat Allah, “sesungguhnya pada diri Rasulullah ada contoh teladan yang baik bagi yaktu bagi kita yang mengharap akan bantuan dan ridha Allah SWT”, QS : Al-Ahzab ayat 21.


Maka mari mengikutinya, mendekat padanya, bershalawat kepadanya, dan memohon kepada Allah akan syafaatnya. 

.

×
Berita Terbaru Update