![]() |
| Umar bin Khattab merupakan salah satu sahabat nabi yang paling disegani. Poto ini bukanlah Umar, melainkan seorang aktor yang memerangkan sosok beliau |
Al-Rasyid.id - Dalam sejarah Islam, nama Umar bin Khattab selalu disebut dengan penuh penghormatan. Ia adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang kepemimpinannya meninggalkan jejak kuat hingga kini. Umar bukan hanya seorang pemimpin politik dan militer, tetapi juga simbol keadilan, keberanian, dan kesederhanaan.
Sebelum masuk Islam, Umar dikenal sebagai sosok yang keras menentang Nabi Muhammad SAW. Namun, titik balik hidupnya terjadi ketika ia mendengar lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an dari Surah Thaha. Hatinya luluh, dan sejak saat itu ia menjadi Muslim yang justru menjadi garda terdepan dalam membela dakwah. Keislamannya membuat umat Islam berani tampil di ruang publik, tidak lagi sembunyi-sembunyi.
Sebagai khalifah, Umar bin Khattab membawa Islam ke masa kejayaan. Wilayah kekuasaan Islam meluas hingga Persia, Syam, dan Mesir. Tetapi yang lebih penting dari sekadar perluasan wilayah adalah bagaimana Umar mengatur pemerintahannya. Ia membangun sistem administrasi yang teratur, menetapkan kalender Hijriyah, hingga mendirikan kota-kota baru seperti Kufah dan Basrah. Ia juga memastikan rakyat mendapat haknya, tanpa pandang bulu. Bagi Umar, hukum harus ditegakkan, baik untuk rakyat kecil maupun pejabat tinggi.
Yang paling menginspirasi dari sosok Umar adalah sikapnya yang sederhana dan dekat dengan rakyat. Dikisahkan ia sering turun langsung pada malam hari untuk melihat keadaan masyarakatnya. Ia tidak segan memikul sendiri karung gandum untuk seorang janda miskin yang kelaparan. Dari kisah-kisah inilah lahir ungkapan bahwa Umar adalah “pemimpin yang takut dimintai pertanggungjawaban bahkan jika ada seekor keledai yang terperosok di jalan Baghdad.”
Umar bin Khattab wafat pada tahun 644 M setelah ditikam oleh Abu Lu’lu’ah al-Majusi saat shalat Subuh. Kepergiannya menyisakan duka mendalam, tetapi warisan kepemimpinannya tetap abadi. Hingga hari ini, namanya sering dijadikan rujukan ketika kita membicarakan bagaimana seharusnya seorang pemimpin bertindak: adil, sederhana, dan selalu mengutamakan kepentingan rakyat.
Dalam konteks Indonesia, sosok Umar bisa menjadi cermin bagi para pemimpin kita. Di tengah maraknya krisis kepercayaan publik, gaya kepemimpinan yang berpihak pada rakyat kecil dan berani menegakkan keadilan menjadi sangat relevan. Umar bin Khattab bukan sekadar tokoh sejarah, tetapi juga teladan universal tentang bagaimana kekuasaan seharusnya dijalankan bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk kesejahteraan umat.
