Seri “Mencintai Nabi SAW Lebih Dekat”, Ringkasan Kitab Syamail Al-Muhammadiyah
Karya Imam At-Tirmidzi, Terbitan Ummul Qura.
(Terbit Setiap Jum’at Selama Momentum Mauludun Nabiy)
Diasuh Oleh Saifuddin A. Rasyid
Pakaian Rasulullah dan Kehidupan Rasulullah SAW
Dalam Bab 8 terkait dengan pakaian Rasulullah kitab Syamail memuat 17 hadis, sedangkan Bab 9 tentang kehidupan Rasulullah memuat 2 hadis.
Pakaian Rasulullah
- Muhammad bin Humaid Ar-Razi dan Ali bin Hujr menceritakan bahwa pakaian yang paling disukai Rasulullah adalah baju gamis
- Abdullah bin Muhammad bin Al-Hajjaj menceritakan bahwa panjang lengan baju Rasulullah adalah sampai pergelangan tangan
- Abdu bin Humaid menceritakan bahwa Nabi SAW keluar rumah dengan bersandar kepada Usamah bin Zaid dengan mengenakan pakaian Qithr (sejenis pakaian yang terbuat dari katun dan di dalamnya ada warna merah) yang diletakkan di pundak beliau. Kemudian beliau melaksanakan shalat berjamaah bersama para sahabat
- Suwaid bin Nashr menceritakan, apabila Rasulullah mengenakan pakaian baru, beliau menamakan pakaian itu dengan namanya, seperti sorban, baju, atau selendang. Setelah itu beliau berdo’a ‘ya Allah, segala puji bagiMu, sebagaimana Engkau telah memberi aku pakaian ini, aku memohon kepadaMu kebaikan pakaian ini, serta kebaikan yang diciptakan untuknya. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan pakaian ini, serta keburukan yang diciptakan untuknya.
- Muhammad bin Basysyar menceritakan bahwa pakaian yang paling disukai Rasulullah adalah hibarah (jenis pakaian katun dari Yaman)
- Mahmud bin Ghailan menceritakan bahwa “aku melihat Rasulullah mengenakan pakaian berwarna merah, seakan akan aku bisa melihat kilauan dari betis beliau, (sufyan berpendapat pakaian berwarna merah itu hibarah)
- Ali bin Kasyram menceritakan bahwa “aku belum pernah melihat orang yang lebih tampan dari Rasulullah ketika mengenakan pakaian berwarna merah.
- Muhammad bin Basysyar menceritakan bahwa “aku melihat Nabi SAW mengenakan dua burdah (jubah) berwarna hijau
- Abdu bin Humaid menceritakan bahwa “aku melihat Rasulullah mengenakan dua helai pakaian (izar, kain) usang yang diwarnai dengan za’faran dan warnanya sudah luntur. (Note: Za’faran adalah Saffron, rempah dengan warna biasanya merah kekuningan).
- Qutaibah bin Sa’id berkata bahwa Rasulullah bersabda, “pakailah pakaian berwarna putih, untuk dipakai oleh orang orang yang hidup diantara kalian, dan gunakanlah untuk menkafani orang orang yang meninggal diantara kalian. Karena sesungguhnya ia sebaik baik pakaian bagi kalian”.
- Muhammad bin Basysyar berkata, Rasulullah bersabda: “pakailah pakaian yang berwarna putih, karena ia lebih suci dan lebih baik, dan gunakanlah untuk menkafani orang orang yang meninggal diantara kalian”.
- Ahmad bin Mani’ menceritakan bahwa pada suatu pagi Rasulullah keluar dengan mengenakan al-mirth (mantel) dari bulu berwarna hitam
- Yusuf bin Isa menceritakan bahwa Rasulullah pernah mengenakan jubah Romawi yang lengannya sempit.
- Qutaibah bin Sa’id menceritakan bahwa, “suatu hari (seorang sahabat) bersama Abu Hurairah yang sedang mengenakan dua pakaian berwarna merah tanah dan terbuat dari katun. Kemudian Abu Hurairah membuang ingus pada salah satu dari kedua pakaiannya. (Sahabat itu berkata); ‘wah Abu Hurairah membuang ingus pada pakaiannnya, dan saat itu aku tersungkur ke tanah tepat diantara mimbar Rasulullah dan kamar Aisyah. Aku nyaris pingsan karena kelaparan. Kemudian seseorang datang dan meletakkan kakinya diatas leherku, ia mengira aku orang gila padahal aku bukan orang gila, itu karena aku kelaparan’.
- Qutaibah menceritakan bahwa Rasulullah tidak pernah memakan roti dan daging sampai kenyang kecuali ketika dhafaf. Malik bin Dinar berkata; ‘aku bertanya kepada seorang penduduk Badui, apa yang dimaksud dengan dhafaf?, Badui itu menjawab; ‘yaitu ketika seseorang makan bersama orang banyak’
.jpg)