-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tgk Saifuddin A. Rasyid Mengingatkan Umat Jangan Latah Merespon Berita

Jumat, 03 Oktober 2025 | Oktober 03, 2025 WIB Last Updated 2025-10-03T07:58:55Z

 


Al-Rasyid.id | Umat Islam diminta berhati hati dalam merespon dan mengirim berita yang ada di tangan mereka, karena hal ini memiliki konsekuensi moral dan hukum yang patut diminta pertanggung jawaban. Karena bila latah dan gegabah dalam persoalan ini dapat berdampak pada kerusakan dan penyesalan yang mendalam. Ada aturan hukum positif yang harus ditaati dalam bentuk perundang undangan, disamping juga ada bimbingan moral dan spiritual sebagai pedoman umat dalam bermedia sosial.


Hal ini disampaikan Imam Besar Masjid Fathun Qarib UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Saifuddin A. Rasyid, dalam khutbah di Masjid Baitus Shalihin Ulee Kareng Banda Aceh, Jum’at 3 September 2025 M bertepatan 10 Rabi’ul Akhir 1447 H.


“Jangan mudah dan latah dalam merespon dan meneruskan berita yang masuk ke tangan kita. Karena baik berita yang kita terima dan kita teruskan dari sumber lain ataupun berita yang secara bersengaja kita buat dan kita kirimkan ke pihak lain, akan ada dampak dan konsekuensinya. Baik dampak moral maupun konsekuensi hukum”, kata Saifuddin yang juga akademisi UIN Ar-Raniry bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi itu.


Hari hari belakangan ini, lanjut dia, kita melihat fenomena relasi sosial kita semakin panas, hubungan antar daerah bisa meningkat menjadi pemicu konflik sosial, tingkat keharmonian antar sesama warga masyarakat makin menurun, krisis kepercayaan rakyat kepada pemerintah makin nyata, dan sejumlah kondisi sosial lain yang hinggap di hati dan menggelayuti pemikiran kita, itu tentu saja tak lepas dari peran aktifitas di media sosial. Tgk Saifuddin mengajak umat untuk menahan diri dan merujuk kembali kepada ketentuan agama.


Seraingkali kita temukan terjkadi “framing”, atau upaya membingkai, baik dengan memotong, menambah, memberi sayap, dan mengutak atik suatu berita untuk kepentingan tertentu secara bersengaja. Baik itu untuk lelucon maupun kepentingan politik. Tindakan begini berbahaya, kata Tgk Saifuddin.


“Jangan keterusan dan merasa enak dengan permainan dan kecanduan di medsos. Kendalikan diri sebelum terlalu jauh terjebak dalam akibat yang ditimbulkan karena kita lalai dan abai dalam membangun kemampuan dan kepatutan berinformasi di medsos”, seru Imuemsyik Masjid Jamik Baitul Jannah Kemukiman Tungkop Aceh Besar ini.


Mengutip firman Allah surat Al-Hujurat ayat 6, Tgk Saifuddin mengajak jamaah memahami perintah Allah yang terkandung secara tegas dalam Ai-Quran tersebut. “Perintahnya jelas, bahwa setiap kita bila menerima berita yang sampai ke tangan kita, maka lakukan tabayun, check, cross check, dan menilai berita itu secara cerdas dan teliti. Adakah berita atau informasi itu baik dan benar, datang dari sumber yang layak dipercaya, adakah ini fakta atau bohong belaka, apa akibatnya bila berita atau informasi itu diteruskan ke pihak lain baik perseorangan maupun group lain, apa konsekuensi hukumnya bila berita atau informasi ini keluar dari kita?”, anjurnya.


“Bila tidak kita temukan jawaban yang meyakinkan dari faktor faktor yang kita pertanyakan diatas, maka pilihan untuk menghentikan berita atau informasi itu stop di tangan kita, tidak ikut meneruskannya ke pihak lain, itu adalah satu kebaikan. Segera putuskan, stop di tangan kita, jangan teruskan ke pihak lain. Meneruskannya, baik setelah atau sebelum melakukan cross check (tabayun) terhada berita itu, adalah kejahatan, kemaksiatan, perbuatan dosa yang berkonsekuensi mendapat hukuman dari Allah taala, karena kita secara bersengaja melawan perintahNya seperti yang Allah jelaskan dalam Al-Hujurat ayat 6 diatas”, lanjut bendahara ICMI Aceh itu.


“Selain perintah tabayun, yaitu memeriksa dengan teliti suatu berita, ayat tersebuit juga meminta kita memahami dengan baik dampak yang ditimbulkan oleh sikap atau keputusan kita dalam merespon berita itu, yaitu kalimat lanjutan firman Allah yang mafhumnya ‘dengan demikian kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan dan kecerobohanmu, yang nanti pada waktunya kamu akan menyesali perbuatanmu itu’. Keras dan tegas sekali ultimatum Allah swt dalam ayat tersebut, agar kita jangan bodoh karena nanti kita akan menyesal saat kita akan menerima keputusan Allah swt bila kita tidak berhati hati dan mengendalikan diri”, paparnya.


Dalam mata rantai siklus pengetahuan, menurut teori Knowledge Management, Tgk Saifuddin melanjutkan, ada komponen yang mencatat siapa penanggung jawab suatu berita dan atau informasi, dan itu terekam dengan baik dalam gudang data (database) dan dikelola melalui server yang baik. Kapanpun data atau informasi itu dipanggil, sesuai file atau foldernya, maka ia muncul secara otomatis.


“Demikian juga semua tindakan kita dalam aktifitas kita di medsos, terekam dengan baik dan utuh di satu server dibawah kontrol langsung Allah SWT. Yang itu akan diretrieve, dipanggil kembali, ke hadapan kita di mahkamah Allah nantinya. Data dan informasi apapun yang sudah disimpan dalam folder atas nama kita akan menjadi tanggung jawab kita”, lanjut ayah tiga putra dan putri ini mengingatkan.


Menutup khutbahnya Tgk Saifuddin menggarisbawahi agar umat juga mematuhi hukum positif yaitu UU ITE yang berlaku di Indonesia. “Pelajarilah UU ITE itu dan jangan meremehkan aturan yang sudah dituangkan didalamnya”, himbaunya.


“Disamping itu ikuti dan patuhi fatwa MUI mengenai hukum dan pedoman bermuamalah melalui media sosial, nomor 24 tahun 2017. Ada ketentuan agama, ilmu, dan kebijakan normatif yang patut kita ikuti dalam fatwa itu untuk kebaikan kita dan kebaikan bangsa ini. Pelajari dan waspadai kemungkinan tindakan kita yang mangarah pada kategori bohong (kizb), ghibah, fitnah dan namimah, kata Tgk Saifuddin menutup khutbahnya.

×
Berita Terbaru Update