Seri “Mencintai Nabi SAW Lebih Dekat”
Ringkasan Kitab Syamail Al-Muhammadiyah
Karya Imam At-Tirmidzi, Terbitan Ummul Qura.
(Terbit Setiap Jum’at Selama Momentum Mauludun Nabiy)
Diasuh Oleh Saifuddin A. Rasyid
Materi sesi ini merupakan bagian dari : Bab 19 Cara Berjalan Rasulullah (3 hadis), Bab 20 Cara Rasulullah Menutupi Kepalanya (1 hadis), Bab 21 Cara Duduk Rasulullah (3 hadis), Bab 22 Tempat Bersandarnya Rasulullah (5 hadis), dan Bab 23 Cara Bersandarnya Rasulullah (2 hadis)
Cara Berjalan Rasulullah
- 1. Qutaibah bin Sa’id menceritakan dari Abu Hurairah, “Aku tidak pernah melihat orang yang lebih baik dari Rasulullah, seolah olah mentari beredar di wajahnya. Dan aku tidak pernah melihat seseorang yang berjalan lebih cepat dari Rasulullah, seolah olah bumi ini dilipat untuk beliau. Sungguh kami harus bersusah payah (untuk mengimbangi jalan beliau), padahal beliau hanya berjalan biasa”.
- 2. Sufyan bin Waqi’ menceritakan dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata: “jika Nabi SAW berjalan maka beliau berjalan dengan tegak seolah olah berjalan turun dari tempat yang tinggi”.
Cara Rasulullah Menutupi Kepalanya
- Yusuf bin Isa dari Anas bin Malik menceritakan, “Rasulullah sering menutupi kepalanya dengan kain setelah diberi minyak, seakan akan kain itu seperti kain tukang minyak”.
Cara Duduk Rasulullah
- Abdu bin Humaid dari Qailah binti Makramah bahwasanya ia melihat Rasulullah di masjid sedang duduk qurfusya’ (yaitu duduk dengan merapatkan kedua paha menempel pada perut dan kedua tangan mendekap kedua betis). Qailah berkata: “Ketika aku melihat Rasulullah yang begitu khusyu’ dalam duduknya maka aku menjadi gemetar karena hormat”.
- Sa’id bin Abdurrahman Al-Makhzumi menceritakan dari Abbad bin Tamim, dari pamannya, bahwasanya ia melihat Rasulullah berbaring telentang di masjid dengan meletakkan satu kakinya diatas kaki lainnya.
- Salamah bin Syabib dari Abu Sa’id Al-Khudhzri ia berkata: “Apabila Rasulullah duduk di masjid, beliau duduk ihtiba (mendekapkan) kedua tangannya”.
Tempat Bersandarnya Rasulullah
- Abbas bin Muhammad Ad-Duuri Al-Baghdadi, dari Jabir bin Samurah ia berkata, “Aku melihat Rasulullah duduk sambil bersandar dengan bantal di sebelah kiri beliau”.
- Humaid bin Mas’adah dari Abdurrahman bin Abi Bakrah, dari ayahnya, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang dosa yang paing besar?” Para sahabat menjawab, “Tentu wahai Rasulullah”, beliau bersabda, “yaitu menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orangtua”. (Ia berkata), “Rasulullah duduk sembari bersandar lalu bersabda”, “dan kesaksian palsu”. (Ia berkata), “Rasulullah terus mengatakan itu hingga kami berkata (dalam hati) “seandainya beliau diam”.
- Qutaibah bin Sa’id dari Abi Juhaifah ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Adapun aku, aku tidak makan dengan bersandar”.
- Yusuf bin Isa dari Jabir bin Samurah, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah duduk bersandar pada sebuah bantal” – note: dengan tidak ada penjelasan lafal ‘di sebelah kirinya’.
Cara Bersandar Rasulullah
- Abdullah bin Abdirrahman, dari Humaid, dari Anas, “Sesungguhnya Nabi SAW dalam keadaan sakit. Beliau keluar (dari rumahnya) dengan bersandar kepada Usamah bin Zaid. Waktu itu beliau memakai kain qithri (sejenis jubah dari Yaman) yang diselempangkan. Kemudian beliau shalat mengimami mereka (para jamaah).”
- Abdullah bin Abdirrahman dari Fadhl bin Abbas, ia berkata, ”Aku menjenguk Rasulullah saat beliau sakit yang menyebabkan beliau wafat. Di kepalanya ada balutan kain kuning. Lantas kuucapkan salam kepada beliau, lalu beliau bersabda, “Wahai Fadhl”, Aku menjawab, “Labbaik wahai Rasulullah”, Rasulullah bersabda, “kuatkan balutan di kepalaku ini.” Akupun melaksanakan perintah beliau. Setelah itu beliau duduk, lalu meletakkan tangannya di atas bahuku, kemudian beliau berdiri lalu masuk ke masjid.”
